Oh kesalahan… rasanya mengiris hati, ingin menjerit, menangis dan menendang.
Bak anak kecil yang kehilangan mainan kesayangan. Sakitnya cukup untuk membuatku ingin menyayat badan.
***
Aku sering menyesal, “Andai saja waktu bisa kuputar”.
Berteriak dalam keheningan lalu bersembunyi di bawah bantal, “Kenapa ini bisa terjadi?!!”
***
Tuhan memberiku kesempatan berbuat salah agar aku perlahan paham, bahwa aku harus terus belajar mengasah hati.
Dari kesalahan, Dia menunjukkan bahwa ikhlas tidak hanya untuk orang lain sebab aku harus terlebih dahulu mengikhlaskan maaf untuk diri sendiri.
Inilah awal perjalanan spiritual di mana aku bisa menepati janji untuk tidak mengulang lagi.
***
Layaknya manusia lainnya, aku salah tapi aku tidak terlahir sebagai kesalahan.
Dan aku dewasa karena aku berhasil ikhlas memaafkan.
Oleh: Nurmianti