Neurosis

Oleh: NN

Dilihat:
kali

Apa itu Neurosis?

Kata neurosis awalnya diciptakan pada abad ke-18 untuk memberi ‘label’ berbagai gangguan psikologis yang biasanya tidak dapat dikaitkan dengan penyebab fisik. Kata ini sering sedikit rancu dengan pengertian neurotisme, yang berarti suatu sifat kepribadian.

Dalam psikologi moderen, istilah neurosis, juga dikenal sebagai psikoneurosis atau gangguan neurotik. Ini adalah istilah umum yang mengacu pada ketidakseimbangan mental yang menyebabkan tekanan, tetapi tidak mengganggu pemikiran rasional (seperti psikosis) atau kemampuan individu untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (seperti gangguan kepribadian). Neurosis tidak lagi digunakan sebagai diagnosa, dan neurosis sekarang didiagnosis sebagai gangguan depresi atau kecemasan (gejala dan perilaku kecemasan).

Beberapa dokter menggunakan istilah ini untuk menggambarkan spektrum penyakit mental di luar gangguan psikotik. Psikoanalis, seperti Sigmund Freud dan Carl Jung, menggambarkan proses berpikir itu sendiri menggunakan istilah neurosis.

Apa perbedaan Neurosis dan Neurotisme?

Neurotisme adalah kecenderungan jangka panjang di mana seseorang berada dalam keadaan emosi negatif atau cemas. Kondisi ini bukan kondisi medis, tetapi merupakan sifat kepribadian.

Neurotisme juga merupakan salah satu ciri yang yang masuk ke dalam teori kepribadian 5 besar. Model teori ini digunakan dalam evaluasi kepribadian dan tes di berbagai budaya, yang diantaranya adalah:

Orang dengan neurotisme cenderung memiliki suasana hati yang lebih tertekan dan menderita dengan perasaan bersalah, iri, marah, dan lebih sering dan lebih parah daripada orang lain.

Neurosis vs Psikosis

Neurosis
Psikosis

Neurosis adalah gangguan jiwa murni fungsional tanpa alasan organik, sekelompok gangguan neuro-psikis fungsional “ambang” yang bermanifestasi dalam fenomena klinis tertentu tanpa adanya fenomena psikis. Neurosis meliputi: histeria, neurosis pada kondisi kompulsif / gangguan fobia dll. Neurotik memiliki kontak sebagian dengan kenyataan, meskipun nilainya dapat diubah.
Psikosis adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan dan hubungan dengan orang lain, yang menyebabkan disadaptasi sosial. Contoh jenis-jenis psikosis adalah: skizofrenia, gangguan afektif bipolar; delusi: paranoia, psikosis halusinasi kronis, paraphrenia; epilepsi; pikun pikun atau pra-pikun, dll. 
Neurosis murni penyakit fungsional dan tidak mempengaruhi kepribadian.Psikosis menyebabkan perubahan kepribadian.
Penderita neurosis sadar akan masalah dan kesulitan pribadinya.Penderita psikosis tidak menyadari gangguannya.

Neurosis tidak memengaruhi bahasa, komunikasi, dan proses berpikir.
Psikosis menyebabkan distorsi bahasa dan komunikasi; proses berpikir dan berbicara tidak teratur, tidak koheren, dan tidak rasional. 
Neurosis tidak terjadi khayalan dan halusinasi.Halusinasi dan khayalan adalah gejala psikosis yang nyata.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan neurosis adalah biologis, iklim sosio-psikis, psikologis, pedagogis, dan sosial ekonomi.Faktor-faktor yang dapat menyebabkan psikosis adalah genetik, biokimia, dan lingkungan.
Neurotik dapat mengurus diri mereka sendiri dan jarang ada keinginan bunuh diri. Rawat inap tidak diperlukan.Penderita psikotis tidak dapat mengurus diri mereka sendiri; mereka sering memiliki kecenderungan bunuh diri dan membutuhkan rawat inap atau perawatan yang setara seperti di rumah. 

Tipe-tipe

Ada beberapa jenis neurosis. Berikut ini jenis dan contoh-contohnya:

  1. Neurosis cemas: Jenis ini ditandai dengan kecemasan yang berlebihan dan sering khawatir. Selain itu serangan panik serta gejala fisik, seperti keringat dingin dan gemetar juga menyertai jenis ini.
  2. Neurosis depresif: Jenis ini ditandai dengan kesedihan yang berlarut-larut dan mendalam, yang lama kelamaan juga akan kehilangan motivasi untuk melakukan kegiatan yang biasanya menyenangkan.
  3. Neurosis obsesif kompulsif: kondisi ini melibatkan tindakan mental, perilaku dan pikiran yang menganggu.
  4. Neurosis perang: Sekarang dikenal sebagai gangguan stres pasca-trauma (PTSD), ini melibatkan stres yang berlebihan dan ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari setelah mengalami peristiwa yang sangat traumatis.