Apa Itu Psikosis Postpartum?
Psikosis postpartum, atau yang juga dikenal sebagai psikosis puerperalis adalah masalah kesehatan mental yang langka namun serius dan berpotensi mengancam nyawa. Gangguan ini berwujud depresi parah atau mania atau keduanya, serta psikosis. Ini adalah gangguan jiwa paling parah yang berhubungan dengan melahirkan bayi.
Gejala Psikosis Postpartum
Gejala-gejala awal psikosis postpartum bisa mencakup:
- merasa bahagia, bergairah, atau di awang-awang.
- tidak membutuhkan tidur atau tidak bisa tidur.
- merasa aktif atau energik
- sangat banyak bicara
Beberapa gejala lanjutan bisa mencakup:
- Delusi (kemungkinan tentang bayi) – berpikir atau berkeyakinan besar yang kemungkinan salah, yang tidak dimiliki orang lain
- Halusinasi –merasa membaui,melihat, atau mendengar suara yang sebenarnya tidak ada selain dalam pikirannya sendiri.
- Mania –berbicara dengan cepat, pemikiran yang tidak terorganisir, kegelisahan, kebingungan,tampak ‘berada di awang-awang’.
- kehilangan kontrol diri.
- bertindak di luar kepribadiannya –lebih banyak bicara, aktif, curigaan, penakut, suka terkikik, atau lebih suka bergaul daripada biasanya.
- Depresi –mood memburuk, bersedih hati, kesulitan tidur.
- Mood swing yang parah.
Siapa yang berisiko terkena psikosis postpartum?
Bagi kebanyakan wanita, psikosis postpartum akan muncul tanpa peringatan. Ini fenomena yang langka, memengaruhi antara satu dan dua wanita per 1.000 kelahiran. Mereka yang berisiko besar terkena psikosis postpartum adalah wanita yang:
- pernah mengalami psikosis postpartum
- punya kerabat dekat perempuan yang menderita psikosis postpartum
- gangguan bipolar atau gangguan skizoafektif, terutama jika mereka berhenti minum obat selama masa hamil.
Psikosis postpartum juga lebih biasa terjadi pada mereka yang punya masa kehamilan atau masa melahirkan yang traumatis. Biasanya terjadi di kehamilan pertama.