Gangguan Disosiatif

Oleh: NN

Dilihat:
kali

Apa itu Gangguan Disosiatif?

Gangguan disosiatif (dissociative disorder) adalah gangguan mental yang menyangkut pengalaman diskoneksi dan kurangnya kontinyuitas antara pikiran, memori, lingkungan sekitar, tindakan, dan identitas. Orang dengan gangguan disosiatif lari dari kenyataan dengan tanpa sadar dan cara yang tak sehat. Hal ini mengakibatkan bermasalahnya fungsi diri dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan disosiatif biasanya berkembang sebagai reaksi terhadap trauma dan untuk membantu mencegah munculnya kembali memori yang sangat buruk.

 

Gejala Gangguan Disosiatif

Tanda dan gejalanya tergantung pada tipe gangguan disosiatif yang Anda miliki: Para psikiater telah mencoba mengelompokkan pengalaman-pengalaman berikut dan memberinya nama.  Pengelompokan ini bisa membantu para dokter untuk membuat diagnosis gangguan disosiatif yang spesifik.

 

1. Amnesia disosiatif

Gejala utamanya adalah kehilangan memori yang lebih parah daripada kelupaan yang normal dan kondisinya tak bisa dijelaskan secara medis, seperti:

 

2. Fugu disosiatif

 

3. Derealisasi

 

4. Depersonalisasi

 

5. Perubahan identitas

 

6. Kebingungan identitas

 

Penyebab

Gangguan disosiatif biasanya terjadi ketika disosiasi sering digunakan untuk bertahan dari trauma kompleks dalam waktu yang lama dan selama masa kanak-kanak ketika otak dan kepribadian sedang berkembang. Gangguan ini seringkali terbentuk pada anak-anak yang mengalami kekerasan fisik, seksual, atau emosional dalam jangka panjang.

Penyebab lain yang lebih jarang adalah lingkungan tempat tinggal yang menakutkan atau sangat tak terprediksi. Selama masa kanak-kanak, identitas pribadi masih dalam proses pembentukan. Sehingga dibanding orang dewasa, anak kecil lebih mampu melangkah keluar dari dirinya dan mengamati trauma seolah hal itu terjadi pada orang lain. Anak kecil yang belajar untuk berdisosiasi demi bisa menanggung pengalaman traumatis bisa jadi menggunakan mekanisme koping ini untuk merespons berbagai situasi yang menekan di sepanjang hidup. Anda mungkin jadi terbiasa berdisosiasi sebagai strategi penanggulangan stres sehingga Anda tidak mengembangkan strategi yang lain. Akibatnya Anda mulai menggunakan disosiasi untuk menghadapi berbagai jenis stres.