Gangguan kepribadian Histrionik (Histrionic Personality Disorder/HPD) ditandai dengan perilaku terus mencari perhatian, reaksi emosional yang berlebihan, dan mudah dipengaruhi. Orang dengan kondisi ini cenderung mendramatisasi situasi yang bisa saja merusak hubungan serta menyebabkan depresi.
HPD dikelompokkan sebagai gangguan kepribadian Kelompok B, sekelompok dengan gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder/BPD), gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD), dan gangguan kepribadian antisosial (Antisocial Personality Disorder/APD). Orang-orang dengan kondisi Kelompok B dikenal sangat emosional, memiliki perasaan dan perilaku yang tak menentu, serta egois dalam melakukan pendekatan untuk bersosialisasi atau menjalin hubungan.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (edisi ke-5), orang-orang dengan gangguan kepribadian histrionik memiliki setidaknya lima (atau lebih) gejala-gejala berikut ini:
Ada kemungkinan seseorang bisa menunjukkan gejala lebih dari satu gangguan kepribadian. Di antara orang-orang yang didiagnosis dengan HPD, seringkali mereka juga didiagnosis dengan gangguan kepribadian ambang, gangguan kepribadian dependen, dan gangguan kepribadian narsistik. Gangguan kepribadian ambang adalah yang paling sering terdeteksi dari kondisi-kondisi tersebut. Beberapa tenaga medis kesehatan jiwa sebenarnya mengklasifikasikan HPD sebagai subkelompok dari gangguan kepribadian ambang.
Para ahli kesehatan jiwa percaya bahwa gangguan kepribadian seperti HPD biasanya berkembang akibat stres, kecemasan, dan trauma yang dialami selama masa kanak-kanak. Anak-anak muda yang mengalami pengabaian dan kekerasan harus bergantung pada sumber dan pengalaman hidup yang terbatas untuk bertahan dari memori yang menakutkan serta perasaan malu, tak kompeten, atau lemah yang menghantui mereka. Gangguan-gangguan kepribadian bisa berkembang sebagai bentuk adaptasi atau kompensasi.
Pola asuh yang terlalu memanjakan atau inkonsisten juga nantinya bisa menyebabkan HPD dalam hidup. Jenis pengasuhan yang sembrono ini tidak menentukan batasan yang jelas dan karenanya dapat mengganggu perkembangan kesehatan emosi serta psikis anak. Memiliki riwayat keluarga yang juga mempunyai gangguan kepribadian serta kondisi kesehatan jiwa lainnya adalah faktor risiko untuk gangguan kepribadian histrionik. Ada faktor-faktor genetis yang terlibat, yang membantu menjelaskan hubungannya. Namun, teladan buruk oleh orangtua yang mengalami masalah kesehatan mental tidak diragukan lagi juga berperan dalam berkembangnya HPD.