Gangguan kepribadian narsistik adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan kondisi merasa diri paling hebat (meski tak sesuai dengan kenyataan) yang polanya terjadi dalam waktu lama (baik dalam fantasi atau perilaku nyata), kebutuhan yang berlebihan untuk dipuja, dan biasanya benar-benar kurang empati terhadap orang lain. Dalam istilah psikologi, narsisme tidak berarti mencintai diri sendiri –setidaknya bukan dalam makna yang sejati. Lebih tepatnya orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/ NPD) mencintai citra diri mereka yang dibuat ideal dan dimegah-megahkan.
Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik sering kali dideskripsikan sebagai orang yang arogan, egois, manipulatif, penuntut, dan sering yakin bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan istimewa. Mereka yakn bahwa mereka orang yang superior atau spesial, dan sering berusaha menjalin hubungan dengan orang-orang yang mereka yakini unik atau berbakat dalam berbagai arti. Orang-orang dengan gangguan kepribadian narsistik kesulitan menoleransi kritik atau kekalahan, dan mungkin merasa dipermalukan atau hampa ketika mengalami “luka” dalam bentuk kritik atau penolakan.
Kebanyakan para ahli sepakat bahwa penyebabnya adalah biopsikososial – bahwa hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor-faktor biologis dan genetis, faktor sosial (seperti bagaimana seseorang berinteraksi dengan keluarga, teman-teman, dan anak kecil lainnya di awal masa pertumbuhannya), serta faktor psikologis: (kepribadian dan temperamen seorang individu, yang dibentuk oleh lingkungannya, serta kemampuan yang dipelajari untuk menanggulangi stres).
Hal ini menunjukkan bahwa tak ada faktor tunggal yang jadi penentu – sebaliknya, sifat kompleks yang kemungkinan terjalin dari ketiga faktor itulah yang berperan penting.
Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini, penelitian menyatakan bahwa risiko jika gangguan ini akan “diturunkan” kepada anak-anak mereka akan sedikit meningkat. Sebagian faktor yang berpengaruh adalah genetis, kemungkinan besar faktor lainnya adalah akibat kepribadian dari anak tersebut, serta perilaku pola asuh salah satu dari orangtua atau keduanya.
Para narsistik bisa jadi sangat atraktif dan memesona. Mereka sangat ahli dalam melukiskan gambaran fantastis nan menyanjung yang bisa menarik kita. Kita tertarik pada kepercayaan diri yang nyata serta impian megah mereka –semakin goyah harga diri kita, daya pikatnya akan terasa semakin menggoda.
Penting untuk mengingat bahwa para narsistik tidak mencari pasangan; mereka mencari para pemuja yang patuh. Satu-satunya nilai Anda bagi seorang narsistik adalah karena Anda bisa mengatakan betapa hebatnya mereka demi menunjang egonya yang tak pernah terpuaskan. Hasrat dan perasaan Anda tidak akan diperhitungkan.
Jika narsistik berbohong, memanipulasi, menyakiti, dan tidak menghormati orang lain, pada akhirnya dia akan memperlakukan Anda dengan cara yang sama. Jangan terbuai fantasi bahwa Anda berbeda dan bisa terhindar dari tingkah buruknya.
Penting untuk memandang narsistik dalam hidup Anda sebagaimana mereka apa adanya, bukan seperti yang Anda inginkan. Berhenti menoleransi perilaku buruk atau menekan rasa sakit yang Anda rasakan. Penyangkalan tidak akan membuat rasa sakit itu berakhir. Nyatanya para narsistik susah berubah, jadi Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah Anda bisa terus-menerus hidup seperti ini.
Alih-alih membiarkan diri Anda tersesat dalam delusi orang narsis, fokuslah pada hal-hal yang Anda inginkan untuk diri sendiri. Apa yang ingin Anda ubah dalam hidup Anda? Fantasi apa yang harus Anda relakan agar bisa menciptakan realitas yang lebih memuaskan?
Hubungan yang sehat didasarkan pada saling menghormati dan saling memerhatikan. Namun, para narsistik tidak mampu melakukan timbal-balik yang tulus dalam menjalin hubungan. Bukan hanya karena tidak mau; memang benar-benar tak bisa. Mereka tidak melihat Anda. Mereka tidak mendengar Anda. Mereka tidak menganggap Anda sebagai seseorang yang eksis di luar kebutuhannya. Karena inilah para narsistik seringkali mencederai batas wilayah orang lain. Mereka melakukannya karena merasa benar-benar berhak berbuat begitu.
Jika Anda sudah lama memiliki pola untuk membiarkan orang lain melanggar batas wilayah Anda, tidaklah mudah untuk meraih kontrol kembali. Siapkan diri Anda untuk meraih kesuksesan dengan berhati-hati memikirkan tujuan serta halangan yang berpotensi mengadang. Apa perubahan terpenting yang ingin Anda raih? Apakah di masa lalu Anda pernah mencoba melakukan sesuatu bersama sang narsistik dan berhasil? Apakah ada yang belum berhasil?
Jika mempertahankan hubungan dengan sang narsistik itu penting bagi Anda, Anda harus melangkah perlahan-lahan. Dengan menunjukkan perilaku mereka yang menyakitkan dan disfungsi , Anda melukai citra diri mereka ‘yang sempurna’. Cobalah untuk menyampaikan pesan Anda dengan tenang, penuh hormat, dan selembut mungkin. Fokus terhadap efek perilaku mereka pada perasaan Anda, daripada terhadap motivasi dan tujuan mereka. Jika mereka merespons dengan marah-marah dan membela diri, cobalah tetap tenang. Pergilah menjauh jika perlu dan lakukan lagi percakapan itu lain kali.
Anda bisa memperkirakan si narsistik akan memberontak dari batasan baru itu dan menguji batas kesabaran Anda. Tindaklanjuti dengan konsekuensi apa pun yang sudah ditentukan. Jika Anda mengalah, Anda mengesankan bahwa Anda tidak perlu dianggap serius.
Si narsistik akan merasa terancam dan terganggu dengan usaha Anda untuk memegang kontrol hidup Anda. Mereka terbiasa berkuasa. Sebagai kompensasi, mereka bisa saja meningkatkan tuntutannya pada aspek lain dalam hubungan, menjauh untuk menghukum Anda, atau berusaha memanipulasi atau memesona Anda agar Anda menyerah dalam memperjuangkan batasan yang baru.
Untuk melindungi diri mereka dari perasaan inferior dan malu, para narsistik pasti selalu mengingkari kekurangan, kekejaman, dan kesalahannya. Seringkali mereka akan menimpakan kesalahan mereka pada orang lain. Tentu sangat menjengkelkan jika disalahkan atas kesalahan yang bukan tanggung jawab Anda atau dituduh dengan sifat-sifat negatif yang tidak Anda punya. Tapi meskipun hal ini mungkin terasa sulit, cobalah untuk tidak menganggapnya serius karena semua itu sebenarnya bukan tentang diri Anda.
Para narsistik tidak hidup dalam realitas, dan itu termasuk pandangan mereka terhadap orang lain. Jangan biarkan mereka mempermainkan, mempermalukan, menyalahkan, dan meruntuhkan harga diri Anda. Tolak tanggung jawab, tuduhan, atau kritik yang tak layak Anda terima. Semua hal negatif itu sebenarnya ada pada si narsis.
Saat diserang, insting Anda akan melakukan pertahanan diri dan berusaha membuktikan bahwa si narsistik itu salah. Tapi tak peduli serasional apa pun Anda, atau selogis apa pun argumen Anda, kemungkinan besar orang narsistik tetap tidak akan sudi mendengarkan. Malah memperdebatkan masalah itu bisa memperparah keadaan. Jangan buang-buang napas Anda. Cukup katakan pada si narsis bahwa Anda tidak setuju dengan penilaiannya, lalu pergilah.
Pertahanan terbaik untuk melawan hinaan dan tuduhan dari si narsis adalah pemahaman yang kuat tentang diri sendiri. Jika Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Anda, akan lebih mudah untuk menolak jika ia mengarahkan kritik yang tak adil terhadap Anda.
Penting untuk menjauhkan diri Anda dari opini si narsistik dan dari keinginan apa pun untuk menyenangkan atau menenteramkan mereka dengan mengorbankan diri sendiri. Anda harus merasa baik-baik saja dengan memahami diri Anda yang sebenarnya, bahkan jika si narsis memiliki pandangan yang berbeda.
Jika Anda akan mempertahankan hubungan dengan si narsis, jujurlah pada diri sendiri tentang apa yang bisa dan tidak bisa Anda harapkan. Seorang narsistik tidak akan berubah menjadi orang yang bisa benar-benar menghargai Anda, jadi Anda perlu mencari dukungan emosional dan kepuasan pribadi dari sumber lain.
Jika Anda berasal dari keluarga yang narsistik, Anda mungkin tidak peka dengan hubungan give-and-take yang sehat. Pola disfungsi si narsistik mungkin terasa nyaman bagi Anda. Hanya saja ingatkan diri Anda sendiri bahwa meskipun sensasinya terasa akrab, hal ini juga membuat Anda merasa buruk. Dalam hubungan berasas timbal-balik Anda akan merasa dihormati, didengarkan, dan bebas menjadi diri Anda sendiri.
Demi mempertahankan perspektif dan mencegah untuk percaya pada pandangan distorsi si narsis, penting bagi Anda untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang yang bisa memandang diri Anda yang sejati dan yang bisa memvalidasi pemikiran serta perasaan Anda.
Beberapa narsistik mengisolasi orang-orang dalam hidup mereka agar bisa memegang kontrol dengan lebih baik. Jika Anda menghadapi situasi ini, Anda perlu menginvestasikan waktu untuk membangun kembali pertemanan yang hilang atau memupuk hubungan baru.
Alih-alih mengandalkan si narsis untuk membuat diri Anda merasa baik, kejarlah kegiatan-kegiatan bermakna yang menggunakan bakat Anda dan memungkinkan Anda untuk berkontribusi.