Terapi Humanistik

Oleh: NN

Dilihat:
kali

Apa itu Terapi Humanistik?

Terapi humanistik membantu orang-orang mengakses dan memahami perasaannya, merasakan makna hidup, dan mencapai aktualisasi diri. Meskipun bisa digunakan secara tersendiri, istilah “terapi humanistik” juga digunakan sebagai kategori umum yang mencakup sejumlah terapi yang spesifik:

Tantangan apa yang paling sesuai dengan Terapi Humanistik?

Terapi humanistik digunakan untuk menangani berbagai macam orang dan kasus kesehatan mental. Terapi ini sudah digunakan untuk menangani skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, permasalahan hubungan dengan orang lain, gangguan kepribadian, dan berbagai macam masalah ketagihan seperti ketagihan alkohol.

Terapi humanistik bisa bermanfaat bagi orang-orang dengan harga diri yang rendah, kesulitan menemukan tujuan atau mencapai potensi mereka yang sebenarnya, kurang merasa “utuh”, sedang mencari makna diri, atau tidak nyaman dengan diri mereka sendiri.

Berapa lama terapi ini berlangsung?

Jumlah sesi terapi tergantung pada kebutuhan setiap klien.

Apa yang terjadi selama Terapi Humanistik berlangsung?

Terapi humanistik adalah terapi bicara (talk therapy) yang mencakup beragam pendekatan yang berbeda, seperti terapi gestalt dan terapi yang berpusat pada individu. Terapi ini lebih mengeksplorasi apa yang dirasakan sang individu saat ini juga, daripada mencoba mengidentifikasi kejadian di masa lalu yang menyebabkan perasaan tersebut.

Terapi ini menggunakan berbagai teknik kreatif, seperti bermain peran (role-playing) dan metode kursi kosong (empty chair), yang membuat sang klien bisa menghadapi memori atau hubungan yang rumit. Teknik tersebut membuat sang klien berbicara dengan bangku kosong seolah di sana ada orang lain, atau ada perwujudan dari aspek kepribadian, atau perasaan tertentu mereka.

Selain itu, terapis humanistik akan menyediakan atmosfer yang mendukung, berempati, dan dan penuh kepercayaan, yang membuat klien bisa berbagi perasaan tanpa takut dihakimi. Terapis tidak bertindak sebagai figur yang punya otoritas. Hubungan antara klien dan terapisnya lebih terjalin dengan setara.