Dampak trauma masa kecil sangatlah nyata dan dapat terus berlangsung hingga masa dewasa jika tidak mendapatkan dukungan yang tepat. Sains masa kini menunjukkan bahwa trauma masa kecil sebenarnya berefek pada otak Anda.
Meskipun otak berkembang selama masih berada di dalam rahim, setelah Anda lahir pun otak Anda akan terus tumbuh dan berkembang sendiri. Koneksi saraf akan terus terbentuk selama Anda hidup.
Para ilmuwan tidak bisa mengatakan dengan pasti bagian otak mana yang berkembang dan pada usia berapa. Namun, yang pasti masa kanak-kanak adalah periode pertumbuhan yang krusial. Diperkirakan di awal-awal masa hidup, otak Anda membentuk 700 sampai 1000 koneksi saraf setiap detik. Dan koneksi-koneksi ini membentuk fondasi untuk perkembangan otak lebih lanjut.
Kekerasan dalam bentuk apa pun –kekerasan fisik, pelecehan seksual, dan kekerasan emosional –sangat traumatis bagi anak dan akan memengaruhi perkembangan otak.
Pengalaman lain yang sangat traumatis bagi anak-anak mencakup:
Anda mungkin tidak menerima apa yang dalam dunia psikologi disebut ‘kelekatan yang sesuai’ (proper attachment). Sangat traumatis bagi seorang anak untuk tidak merasa dicintai, didukung, dan merasa aman.
Teori kelekatan (attachment theory) menyatakan bahwa agar seorang anak bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang dengan percaya diri mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, mereka memerlukan ikatan kuat yang bisa dipercaya dengan figur pengasuh di masa-masa awal kehidupannya.
Artinya ketika saat kecil Anda menangis, atau memberi isyarat tubuh, atau sebaliknya berusaha mengekspresikan kebutuhan Anda, ada orang dewasa yang menanggapi dengan cara yang tepat.
Mungkin mereka akan menggendong dan memegangi Anda, atau bicara kepada Anda atau memberi tahu bahwa kebutuhan Anda akan terpenuhi dan karenanya Anda aman. Jenis dukungan bolak-balik antara seorang anak dengan orang dewasa ini disebut ‘interaksi timbal balik’ (serve and return interaction) dan ini tidak hanya penting bagi perkembangan psikologis Anda sebagai bayi –ini krusial bagi perkembangan yang sehat untuk otak Anda. Setiap kali interaksi positif terjadi antara seorang anak dengan orang dewasa, koneksi saraf terbangun.
Jika orang yang merawat Anda tidak bisa diandalkan, tak mampu merawat Anda dengan penuh cinta, atau kondisinya tidak baik –artinya kemungkinan jalur saraf ini tidak akan terbentuk dengan kuat. Akibatnya begitu Anda dewasa kesehatan mental dan emosional Anda berisiko mengalami gangguan.
Jadi jika adakalanya orangtua saya bersikap sangat buruk, itu akan memengaruhi otak saya?
Tak ada orangtua yang sempurna, beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang anak memerlukan variasi respons yang ia dapatkan dari orang dewasa agar sadar bahwa diri mereka adalah individu yang berdiri sendiri dan bisa terus belajar cara mengatasi masalah serta menjadi mandiri. Kadang stres adalah bagian dari perkembangan diri yang sehat.
Hanya saja jika respons stres dipicu terlalu sering, atau jarang punya kesempatan untuk diistirahatkan, maka reaksi fisiologis tubuh bisa menjadi ancaman bagi perkembangan otak. Ringkasnya, para anak tidak membutuhkan ‘masa kecil yang sempurna’. Namun, anak-anak memang perlu merasa dicintai atau diterima tak peduli bagaimana perilaku mereka. Mereka juga perlu dukungan agar bisa menghadapi stres. Mereka pun membutuhkan rutinitas, bermain, hubungan sosial yang sehat, dan teladan yang baik.
Seperti penjelasan di atas, trauma masa kecil memengaruhi bagaimana jalur saraf Anda terbentuk atau tidak terbentuk. Karenanya trauma bisa menyebabkan perubahan permanen di daerah otak yang menangani stres, yaitu amigdala, hipokampus, dan korteks prefrontal. Penelitian pada hewan juga menemukan bahwa trauma sebenarnya melukai neuron.
Dan tidak menerima kepedulian serta kasih sayang yang Anda butuhkan sebagai anak kecil juga akan membuat Anda mengalami efek fisiologis stres. Salah satu efek samping respons stres tubuh yang paling dasar adalah membanjirnya hormon di seluruh badan, seperti meningkatnya kadar kortisol dan norepinefrin. Hormon-hormon ini adakalanya bisa menjadi sumber lain yang membahayakan arsitektur otak anak.
Gejala saat dewasa yang menunjukkan bahwa trauma masa kecil telah berdampak pada perkembangan otak Anda bisa meliputi:
Menderita trauma saat kecil juga bisa mengakibatkan ketika Anda dewasa tubuh jadi merespons stres secara fisik lebih banyak daripada seharusnya.
Penelitian yang mengamati efek stres traumatis pada otak menemukan bahwa mereka yang memiliki PTSD memiliki kadar hormon yang lebih tinggi dalam merespons stres daripada biasanya, atau rusaknya pengaturan hormon, termasuk meningkatnya kadar kortisol.
Permasalahan psikologis yang telah dikaitkan dengan efek trauma pada otak mencakup:
Tidak, DNA juga bisa jadi faktor. Anda terlahir dengan sirkuit otak tertentu. Namun bagaimana sirkuit ini berkembang memang tergantung pada interaksi timbal balik yang Anda alami.
Pada dasarnya Anda lahir dengan potensi untuk mengembangkan berbagai perilaku dan keahlian. Tapi apakah kemampuan ini akan berkembang tergantung pada bagaimana Anda dibesarkan dan bagaimana kelangsungan pengalaman masa kecil Anda. Jadi ini adalah bagian dari pengalaman Anda, bagian dari warisan genetis Anda.
Mungkin karena inilah mengapa dua anak kecil bisa saja mengalami trauma yang sama, tapi yang satu bisa jadi tangguh sedangkan yang lain malah mengalami gejala gangguan di sepanjang hidupnya.
Jika setelah membaca penjelasan di atas Anda kemudian menyadari adanya masalah dan gejala serta mengalami jenis pengalaman yang diterima otak sebagai trauma, penting untuk mencari bantuan dari profesional.
Psikoterapi dan konseling bisa membantu Anda memanajemen efek trauma masa kecil pada kehidupan masa dewasa. Artinyanya Anda bisa memiliki hubungan yang lebih baik, suasana hati Anda membaik, dan Anda bisa lebih mengendalikan hidup Anda. Terapi bahkan bisa memperbarui koneksi saraf dalam otak Anda.