Psikoanalisis ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Freud percaya bahwa orang bisa disembuhkan dengan membangkitkan pemikiran dan motivasi ketidaksadaran mereka, sehingga bisa menggalang wawasan.
Tujuan terapi psikoanalisis adalah membebaskan emosi dan pengalaman yang ditekan, misalnya menyadarkan ketidaksadaran. Hanya dengan memiliki pengalaman katarsis (misal: pengobatan) seseorang bisa ditolong dan “disembuhkan”.
Terapi psikoanalisis adalah sebentuk terapi bicara mendalam yang bertujuan untuk membawa pikiran dan perasaan tidak sadar atau yang terkubur ke pikiran sadar, sehingga pengalaman dan emosi yang ditekan, yang seringkali dari masa kanak-kanak, bisa dibawa ke permukaan dan diperiksa. Terapis dan kliennya akan bekerja sama mencari bagaimana memori masa kanak-kanak yang ditekan ini memengaruhi cara klien berpikir, berperilaku, dan menjalin hubungan di masa dewasa.
Orang dengan kondisi-kondisi berikut ini bisa mendapatkan manfaat dari terapi psikonalisis:
Satu penelitian berskala kecil menemukan bahwa 77% pasien yang dilaporkan mengalami kemajuan signifikan dalam hal gejala, permasalahan interpersonal, kualitas hidup, dan kesejahteraan, telah menyelesaikan sesi terapi psikoanalisis. Setahun masa tindak lanjut, 80% dilaporkan mengalami banyak kemajuan.
Namun, psikoanalisis tidak direkomendasikan untuk penyakit-penyakit psikosis. Akan tetapi terapi ini bisa sangat membantu mencegah relaps (kambuh) dan ketika episode psikosisnya sudah berakhir.
Klien hanya menjalani psikoterapi psikonalisis setelah konsultasi yang terperinci, yang akan diadakan sebanyak dua hingga enam pertemuan. Selama konsultasi, terapis mencoba mengenal kliennya dan mendapatkan gambaran atas kesulitan mereka.
Sesi-sesi psikoterapi psikoanalisis berlangsung selama 50 menit. Biasanya diadakan seminggu sekali, tapi kadang bisa lebih sering.
Penanganan biasanya berlangsung selama satu tahun, tapi waktunya bisa beragam hingga sampai dua tahun. Pasien akan menjalani terapi seorang diri di waktu yang sama dan di ruangan yang sama. Karena konsistensi ini akan membantu mereka mendapatkan hasil yang maksimal.
Psikoterapis psikoanalisis menunggu Anda untuk bicara. Anda bisa mengatakan apa pun yang pertama kali terlintas di pikiran. Sesinya bisa terasa berlangsung sunyi, tapi bukan berarti sang terapis tidak berusaha menolong.
Terapis tertarik dengan apa yang Anda pikirkan dan berusaha memahami serta menunjukkan kesulitan tertentu dalam pembicaraan atau pemikiran tentang beberapa hal. Terapis kemudian mencari dan menginterpretasikan pola respons Anda sehingga mereka bisa mengeksplorasi makna dari semua pola tersebut.
Seiring dengan berkembangnya sesi, terapi ini bisa mencakup membicarakan perasaan yang mungkin muncul terhadap terapis. Tidak ada ekspektasi dan Anda bebas mengatakan apa pun dari pikiran Anda.
Membicarakan dan memikirkan permasalahan emosional bisa jadi sulit. Karena inilah beberapa orang bisa merasa kondisinya memburuk sebelum merasakan adanya perbaikan. Karenanya, terapis bekerja sama dengan Anda untuk memanajemen reaksi emosional yang kuat.
Kadang-kadang jenis terapi ini bisa membuat orang sangat marah atau memperburuk depresi mereka. Beberapa bisa merasa terlalu dikritisi. Menghadapi masa lalu dan kebenaran bisa jadi sangat menyakitkan, tapi semua orang punya batasan dan terapis menghargai itu. Terapis pun juga punya batasan terkait apa yang bisa mereka pahami dan bantu.