2020 ini, bagiku adalah berdamai.
Berdamai dengan kenyataan bahwa manusia memang rapuh.
Segala sistem yang kita rancang dan kendalikan,
segala protokol dan prosedur,
setiap desain dan struktur,
begitu mudahnya tergerus dan runtuh.
Berdamai dengan mimpi dan harapan yang tak tercapai.
Karena setiap purwarupa dalam benak kita,
tak selalu menjadi nyata.
Tak selalu menjadi mahakarya,
mungkin terhenti sejenak, atau selamanya.
Berdamai dengan hujan, badai, terik, dan napas yang menjaga hidup,
dengan lantai, atap, dinding, ruang, dan waktu,
dengan langkah, angan, diagram, runtutan, dan wacana
yang dapat begitu saja kacau,
acak, berserakan, semakin rancu
Berdamai dengan diriku sendiri, dalam tenang atau panikku,
dalam lelah, rendah, pasrah, dan kesahku
dalam samudra, buana, dan antariksaku,
dalam semesta yang menyimpan kisahku,
dan mungkin membagikannya kepada mereka yang mengikutiku.