Suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya setidaknya dua dari gejala-gejala berikut ini: halusinasi, delusi, cara bicara yang tidak teratur, perilaku yang tak teratur/katatonik, atau gejala negatif yang muncul selama periode signifikan selama 1 bulan dan dihubungkan dengan berlanjutnya masalah selama setidaknya 6 bulan.
Kadang-kadang gejala skizofrenia dideskripsikan sebagai gejala positif atau gejala negatif. Hal ini tidak berarti gejalanya bersifat baik atau buruk. Gejala ‘positif’ lebih pada yang tidak tampak terkait kognitif. Sedangkan gejala ‘negatif’ nampak pada fungsi perilaku.
Istilah ‘gejala positif’ dan ‘psikosis’ umumnya digunakan untuk menggambarkan gejala yang sama. Yang berikut ini adalah gejala positif:
Halusinasi
Ini adalah pengalaman yang tidak nyata dan tidak dialami orang lain. Halusinasi bisa memengaruhi semua indera Anda yaitu:
Mendengar suara-suara adalah halusinasi yang paling banyak terjadi. Kasusnya berbeda-beda bagi setiap orang. Sebagai contoh, suaranya bisa berupa:
Anda mungkin mendengar suara itu sekarang maupun nanti atau setiap waktu.
Delusi
Delusi adalah keyakinan konstan yang tidak cocok dengan cara pandang orang lain dalam melihat dunia. Anda mungkin tidak bisa menemukan bukti untuk mendukung atau menolak keyakinan Anda. Dan Anda mungkin mencari cara untuk membuktikan cara pandang Anda. Delusi bisa mencakup meyakini hal-hal yang berbeda-beda seperti di bawah ini:
Anda bisa merasa kewalahan dan bertindak secara berbeda karena keyakinan Anda.
Pemikiran yang tidak beraturan
Gejala lainnya adalah ‘pemikiran yang tidak beraturan’. Hal ini kadang dikenal dengan istilah ‘gado-gado kata’ (word
salad). Diagnosis skizofrenia tidak berarti Anda akan memiliki semua gejala ini. Bagaimana penyakit Anda memengaruhi Anda akan tergantung pada jenis skizofrenia yang Anda miliki. Sebagai contoh, tidak semua dengan diagnosis skizofnia akan memiliki halusinasi atau pemikiran yang membingungkan.
Berikut adalah gejala-gejala yang mencakup kehilangan kemampuan dan kesenangan dalam hidup. Gejala-gejalanya bisa mencakup hal-hal berikut ini:
Pengalaman kognitif
Gejala negatif lainnya adalah melemahnya kemampuan kognitif. Ini artinya pikiran Anda terkena dampak secara negatif. Pengalaman kognitif adalah yang berhubungan dengan kegiatan mental; seperti belajar, mengingat, dan berfungsi. Beberapa pengalaman kognitif yang dihubungkan dengan skizofrenia adalah:
Gejala negatif tidak sedramatis gejala positif. Gejala ini bisa berlangsung lebih lama dan menetap setelah gejala positif menghilang. Banyak orang dengan skizofrenia merasa gejala negatif penyakit mereka lebih serius daripada gejala positif. Tingkat keparahan gejala negatif bisa bervariasi.
Penyebab skizofrenia belum diketahui, dan penelitian terus berusaha menemukan alasannya dari waktu ke waktu. Tapi umumnya para ilmuwan setuju bahwa skizofrenia disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor sekaligus, bukan hanya karena faktor tunggal.
Genetis
Skizofrenia cenderung berlangsung dalam keluarga, tapi tidak ada gen khusus yang jadi penyebabnya. Kemungkinan besar kombinasi dari beragam gen yang membuat orang-orang rentan terhadap kondisi ini. Namun, memiliki gen-gen tersebut tidak secara langsung membuat Anda akan mengalami skizofrenia.
Peristiwa hidup yang sangat membuat stres
Perubahan hidup yang sangat membuat stres adakalanya bisa memicu skizofrenia. Hal-hal berikut ini bisa mencakup:
Penyalahgunaan obat
Obat-obatan tidak langsung menyebabkan skizofrenia, tapi banyak penelitian telah menunjukkan bahwa penyalahgunaan obat meningkatkan risiko terjadinya skizofrenia atau penyakit yang mirip.
Obat-obatan tertentu, khususnya skunk (sejenis mariyuana yang kuat), kokain, LSD atau amfetamin, bisa memicu gejala-gejala skizofrenia pada orang-orang yang rentan.
Perkembangan otak
Penelitian terhadap para penderita skizofrenia telah menunjukkan adanya perbedaan tipis dalam struktur otak mereka. Perubahan-perubahan ini tidak bisa dilihat di setiap orang dengan skizofrenia dan dapat muncul pada orang-orang yang tidak memiliki penyakit mental. Namun, penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa skizofrenia mungkin sebagiannya adalah gangguan pada otak.
Kadar kimia pada otak
Penelitian menunjukkan bahwa skizofrenia bisa disebabkan karena perubahan pada kadar dua neurotransmiter: dopamin dan serotonin. Beberapa penelitian memperlihatkan ketidakseimbangan antara dua zat yang menjadi dasar masalah. Penelitian lain menemukan adanya perubahan sensitivitas tubuh terhadap neurotransmiter adalah sebagian dari penyebab skizofrenia.
Komplikasi ketika masa hamil dan masa kelahiran
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang yang mengidap skizofrenia kemungkinan besar mengalami komplikasi sebelum dan setelah lahir, seperti:
Bisa saja hal-hal tersebut berefek halus pada perkembangan otak.
Masalah kesehatan mental digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang tak bisa dinalar orang. Keyakinan yang tak akurat dan tak membantu tentang apa arti dari menderita skizofrenia bisa membuat orang-orang malu atau takut membicarakan pengalaman mereka. Ini akan membuat mereka tak bisa mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan, dan dapat berujung pada kehilangan teman, keluarga, hubungan, pekerjaan, rumah, dan bahkan nyawa.
Berita, TV, dan film seringkali memperlihatkan bahwa orang-orang dengan skizofrenia itu berbahaya, bahkan meskipun kebanyakan orang yang didiagnosis dengan skizofrenia tidak melakukan tindak kriminal kekerasan. Pada kesempatan langka ketika seseorang dengan masalah kesehatan mental melakukan tindak kekerasan, hal ini hampir selalu karena mereka tidak mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.
Kesalahan konsep lain adalah orang-orang yang mendengar suara-suara itu berbahaya. Tapi sesungguhnya suara-suara itu kemungkinan lebih menyuruh mereka untuk melukai diri sendiri daripada orang lain. Faktanya, orang-orang dengan masalah kesehatan mental lebih rentan menjadi korban tindak kekerasan daripada menjadi pelakunya.
Kata skizofrenia berarti memiliki ‘dua pikiran’, yang selama bertahun-tahun membuat orang mengira memiliki skizofrenia berarti punya kepribadian ganda. Ini salah. Perasaan, pemikiran, dan perilaku seseorang bisa berubah-ubah tergantung pada seberapa baik kondisi mereka, tapi kepribadian mereka tidak akan berubah. Namun, diagnosis skizofrenia tidak berarti ‘berkepribadian ganda’ atau menunjukkan bahwa seseorang bisa tenang pada menit pertama dan ‘lepas kendali’ di menit berikutnya.
Pada awal pertengahan abad 20 orang-orang yang didiagnosis dengan skizofrenia seringkali dikurung di rumah sakit jiwa karena orang-orang mengira kondisi mereka tidak akan membaik, dan mereka sebaiknya dipisahkan dari masyarakat, termasuk dari keluarga dan teman-temannya. Cara ini terbukti tidak benar dan tak lagi bisa diterima untuk memperlakukan orang dengan masalah kesehatan mental. Orang dengan skizofrenia bisa hidup dengan normal, sehat, dan penuh kepuasan di tengah keluarga dan teman-teman mereka jika mereka diberikan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.