Apa itu Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif?
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OCPD) ditandai dengan perhatian yang berlebihan pada keteraturan, perfeksionisme, serta kontrol mental dan interpersonal dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi.
OCPD vs OCD
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD) dan Gangguan obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder/OCD) seringkali sangat membingungkan para peneliti, tenaga perawatan kesehatan profesional, dan pasien. Meskipun nama dan gejalanya mirip, OCD dan OCPD adalah dua penyakit mental yang berbeda. Masing-masing punya ciri unik dan spesifik. Perbedaan utamanya adalah OCD diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan, sedangkan OCPD dianggap sebagai gangguan kepribadian.
- OCPD adalah gangguan kepribadian yang didefinisikan sebagai ketaatan yang ketat pada keteraturan dan kontrol pada lingkungan hingga mengorbankan fleksibilitas serta kesempatan untuk mendapat pengalaman baru.
- OCD adalah gangguan kecemasan yang didefinisikan sebagai adanya obsesi (pemikiran atau ide irasional yang terus berulang) atau kompulsi (perilaku irasional yang dilakukan berulang). Perilaku-perilaku tersebut bisa terjadi secara bersamaan atau muncul sendiri-sendiri, serta memengaruhi kualitas hidup dan fungsionalitas.
Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif
Biasanya dimulai pada masa kedewasaaan awal dan muncul dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) dari hal-hal berikut ini:
- merasa harus menjaga segalanya tetap teratur dan terkontrol, terlalu perhatian pada detail, peraturan, daftar, tata tertib, susunan atau jadwal hingga kehilangan poin penting dari kegiatan tersebut.
- menentukan standar tinggi yang tidak realistis bagi diri sendiri maupun orang lain – menunjukkan perfeksionisme yang menghambat penyelesaian tugas (contoh: tidak mampu menyelesaikan proyek karena tak bisa memenuhi standarnya sendiri yang terlalu ketat)
- terlalu mencurahkan perhatian pada pekerjaan dan produktivitas hingga mengabaikan waktu bersenang-senang dan hubungan pertemanan (tidak disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang jelas)
- terlalu teliti, cermat, dan tidak fleksibel terkait moralitas, etika, atau nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi budaya atau agama)
- tidak mampu membuang benda-benda lusuh atau tidak berguna meskipun semua itu tak punya nilai sentimental
- menganggap cara Anda adalah cara yang terbaik untuk mengerjakan dan menghasilkan sesuatu – enggan mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain kecuali mereka semua mau tunduk pada cara kerja Anda.
- enggan menggunakan uang untuk diri sendiri maupun orang lain, uang dilihat sebagai hal yang harus ditimbun untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan buruk di masa depan
- menunjukkan kekakuan dan kekeraskepalaan yang nyata
- khawatir pada kemungkinan diri sendiri atau orang lain bisa melakukan kesalahan
- mengira bencana akan terjadi jika mendapati ketidaksempurnaan
- cenderung mempertahankan barang-barang yang nilainya
Penyebab
Seperti kebanyakan aspek dari OCPD, penyebabnya masih belum bisa ditentukan dengan pasti. OCPD bisa disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan pengalaman masa kecil.
Pada beberapa studi kasus, para orang dewasa bisa mengingat pengalaman OCPD dari sejak sangat kecil. Mereka mungkin merasa perlu menjadi anak yang sempurna atau anak yang bisa patuh dengan sempurna. Kebutuhan untuk mematuhi peraturan ini kemudian terbawa hingga masa dewasa.