Paranoid adalah kecemasan intens atau pemikiran dan perasaan takut intens, yang sering berhubungan dengan penganiayaan, ancaman, atau konspirasi meskipun tidak ada (atau sangat sedikit) bukti bahwa semua itu benar-benar terjadi.
Paranoid bisa jadi salah satu gejala masalah kesehatan mental berikut ini:
Penyebab paranoid adalah gangguan berbagai fungsi mental dan emosional, termasuk penalaran dan kemampuan interpretasi. Beberapa gejala paranoid berhubungan dengan perasaaan yang ditekan, diingkari atau dialihkan. Seringkali, pemikiran dan perasaan paranoid berhubungan dengan kejadian atau hubungan dalam hidup seseorang, karenanya orang itu jadi semakin mengisolasi diri dan kesulitan mendapatkan pertolongan.
Seseorang lebih mungkin mengalami pemikiran paranoid ketika sedang rentan, terisolasi atau menghadapi kondisi menekan yang bisa membuat mereka menganggap negatif diri sendiri. Ditindas di tempat kerja, atau rumah yang dirampok, hal ini bisa membuat mereka punya kecurigaan yang bisa berkembang menjadi paranoid.
Pengalaman masa kecil bisa membuat seseorang meyakini bahwa dunia itu tidak aman dan membuat mereka tidak memercayai, serta curigaan pada orang lain. Hal ini juga bisa berdampak pada harga diri dan cara penderita berpikir ketika dewasa.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemikiran paranoid lebih umum terjadi jika seseorang tinggal di lingkungan perkotaan atau masyarakat yang membuat mereka merasa terisolasi. Media yang melaporkan berita kriminal, terorisme, dan kekerasan juga bisa berperan memicu perasaan paranoid.
Jika seseorang mengalami kecemasan, depresi, atau harga diri yang rendah, akan lebih besar kemungkinannya untuk mengalami pemikiran paranoid –atau terganggu karenanya. Hal ini karena mereka lebih mudah gelisah, mengkhawatirkan banyak hal atau cenderung menginterpretasikan sesuatu secara negatif. Banyak orang mengalami delusi paranoid sebagai bagian dari episode psikosis.
Paranoid adakalanya merupakan gejala dari penyakit fisik tertentu seperti penyakit huntington, parkinson, stroke, alzheimer, dan bentuk lain dari demensia. Bagi sebagian orang, kehilangan pendengaran juga bisa memicu pemikiran paranoid.
Hal ini bisa memicu perasaan gelisah dan bahkan perasaan tergoncang dan halusinasi. Ketakutan serta kekhawatiran bisa terjadi di larut malam.
Narkoba seperti kokain, ganja, alkohol, ekstasi, LSD, dan amfetamin, semuanya bisa memicu paranoid. Steroid tertentu yang dikonsumsi para atlet dan atlet angkat beban juga bisa menyebabkan gejala paranoid. Beberapa insektisida, bensin, dan cat juga dihubungkan dengan paranoid.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gen kita bisa memengaruhi kemungkinan mengidap paranoid – tapi kita tak tahu gen mana yang berpengaruh.