Terapi Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) merupakan bentuk dari psikoterapi tidak biasa yang dirancang untuk mengurangi perasaan negatif yang dihubungkan dengan adanya ingatan akan peristiwa traumatik. Tidak seperti kebanyakan bentuk terapi bicaara, EMDR kurang terfokus pada peristiwa traumatik itu sendiri dan lebih memusatkan pada emosi yang mengganggu dan gejala yang muncul akibat dari peristiwa tersebut.
Perawatan terapi ini termasuk pada teknik gerakan tangan yang digunakan oleh terapis untuk membimbing gerakan mata klien dari satu sisi ke sisi yang lain, sama dengan mengamati ayunan bola pendulum.
Peristiwa traumatik yang dapat dibantu dengan terapi EMDR termasuk:
EMDR direkomendasikan sebagai perawatan untuk orang-orang dengan gejala Gangguan Stres Pasca Trauma – PTSD. Terapi ini juga bisa membantu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam mengatasi harga diri, emosional dan perilaku.
Ada beberapa keterangan bahwa orang-orang dengan gangguan spektrum autistik dan orang-orang yang dengan ketidakmampuan belajar bisa memanfaatkan EMDR setelah mengalami trauma.
Sesi khusus EMDR dilaksanakan secara mingguan dan berlangsung selama 60 sampai 90 menit.
Anda akan melakukan EMDR secara individual. Selama sesi terapi Anda akan dibantu untuk mengingat kembali peristiwa traumatis dan pada saat yang sama menerima stimulasi timbal balik. Artinya, Anda akan menerima stimulus-stimulus dalam pola kanan-kiri secara berirama. Stimulusnya bisa saja sesuatu yang Anda dengar, lihat dan rasakan.
Untuk seorang anak, satu sesi khusus terapi dimulai dengan menstimulasi imajinasi mereka untuk menguatkan kepercayaan diri mereka dan rasa nyaman.
Anak-anak mungkin akan diminta untuk membayangkan sebuah tempat yang aman dan terlindungi dimana mereka akan merasa santai dan nyaman, atau untuk mengingat masa dimana mereka merasa kuat dan percaya diri. Gambaran-gambaran, pikiran dan perasaan positif ini kemudian dikombinasikan dengan stimulasi timbal balik. Pengalaman-pengalaman pertama ini membantu anak-anak untuk memahami proses dan mengetahui apa yang diharapkan.
Ketika kesepakatan telah terjadi antara orangtua, anak, dan terapis, anak tersebut akan diminta untuk mengemukakan memori atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan trauma yang mereka alami. Mereka mungkin akan diminta untuk menceritakannya atau menggambarkannya.